Generasi Muda sebagai Refleksi Karakter Bangsa

Eksistensi isu kepemudaan sebagai bagian dari kompleksitas wacana global merupakan refleksi dari dinamika gerakan kepemudaan di banyak negara. Hal ini tentunya didasarkan pada persentase angka kelompok pemuda di dunia yang terus berkembang. Selain itu dalam kerangka historis negara, pemuda sering kali menjadi aktor pergerakan nasional dan kontrol terhadap kebijakan pemerintah. Terdapat pola interaksi gerakan kepemudaan yang dibungkus dengan semangat idealisme. Dalam konteks kekinian, pola interaksi yang berkembang tidak hanya terbatas dalam tataran domestik. Akan tetapi, dampak globalisasi yang terus menguat mendorong terjalinnya pola interaksi lintas batas negara. Kemunculan berbagai konferensi pemuda dalam skala internasional merupakan bagian dari hal tersebut.

 

Kualitas generasi muda tentunya memiliki peranan yang utama dalam menentukan kemandirian bangsa. Pemuda menjadi simbol moralitas bangsa yang peka terhadap kompleksitas permasalahan yang ada. Dengan kata lain, karakter sebuah bangsa tercermin dari generasi mudanya. Gelombang pemuda dalam wacana masa depan bangsa dapat menjadi potensi sekaligus tantangan bagi sebuah negara dalam melakukan pengelolaan terhadap generasi muda. Investasi pemuda harus disertai dengan peningkatan kapasitas dan pendidikan moral untuk membangun generasi muda yang kompetitif. Akan tetapi, generasi muda akan menjadi bumerang bagi sebuah negara jika tidak ada perhatian yang mengakomodasi isu kepemudaan yang berkembang.

 

Indonesia sebagai negara dengan latar belakang kekayaan etnik memiliki potensi sekaligus tantangan dengan melihat adanya sekat-sekat perbedaan identitas dalam karakter generasi mudanya. Kelompok pemuda dengan identitas yang berbeda tidak serta merta mencuat sebagai pertarungan identitas yang memarjinalkan kelompok tertentu. Akan tetapi, perbedaaan identitas tersebut tergerus ke dalam semangat kepemudaan yang menjadi bagian dari agenda nasionalisme dalam menanggapi isu yang berkembang.

 

Rentetan historis pemuda dalam perjalanan bangsa Indonesia menjadi landasan gerakan kepemudaan yang muncul dewasa ini yang sekaligus membentuk karakteristik pemuda yang lebih dewasa dalam kiprahnya. Semangat dan nilai-nilai perjuangan pemuda mengalami transformasi sesuai dengan kebutuhan zaman. Kemunculan isu non tradisional sebagai konsekunesi perkembangan zaman menuntut kepekaan pemuda dalam melihat fenomena yang ada. Peran pemuda menjadi diperhitungkan dengan melihat peran negara yang terkesan kaku dalam menanggapi situasi sosial kemasyarakatan. Sehingga hal tersebut membentuk bargaining position pemuda terhadap negara maupun masyarakat.

 

Prinsip semangat kepemudaan tidak dapat dipisahkan dari tatanan sosial masyarakat yang semakin mempertegas semangat nasionalisme dalam agenda pembangunan bangsa. Semangat tersebut terimplementasikan melalui hadirnya beragam gerakan kepemudaan dengan identitas masing-masing dan terlepas dari pragmatisme ideologi. Selain itu, adanya inefektifitas pelayanan pemerintah di hampir semua bidang mendorong pemerintah untuk menempatkan pemuda sebagai alternatif yang dapat menjadi kepanjangan tangan pemerintah. Tidak hanya itu, kurangnya kapasitas pemerintah untuk menjangkau seluruh lapisan masyarakat tentunya menjadi tuntutan bagi pemuda untuk menggantikan peran pemerintah dalam hal pemberdayaan masyarakat.

 

Gerakan kepemudaan di Indonesia tidak hanya berkutat pada gerakan sosial, akan tetapi hal tersebut telah mencakup berbagai bidang seperti lingkungan, pertanian, volunteerisme maupunebudayaann. Kebanyakan pola gerakan kepemudaan bertumpu pada agenda peningkatan kapabilitas sumber daya manusia yang kemudian mewadahi animo pemuda untuk melakukan pengabdian masyarakat. Selain itu, maraknya program pemberdayaan masyarakat desa dengan pola sustanaibility menjadi hal penting dalam pembangunan bangsa yang tentunya ditopang oleh pemuda.

 

Kiprah Pemuda dan Imoralitas Bangsa

 

Dalam perspektif lain, pemuda selalu diidentikkan dengan kekerasan dan degradasi moral bangsa yang dikaitkan dengan kompleksitas isu yang berkembang. Intensitas tawuran dan konflik antar geng kepemudaan tentunya mencederai citra pemuda sebagai armada bangsa. Tidak hanya itu, budaya hedonisme selalu dilekatkan dengan karakter pemuda yang memiliki kecenderungan anti sosial. Akumulasi dari interpretasi destruktif terhadap generasi pemuda ini berimplikasi terhadap integrasi kepemudaan bangsa. Menanggapi hal tersebut, partisipasi pemuda dalam gerakan kepemudaan tentunya akan menumbuhkan kesadaran sosial dan memberikan ruang bagi mereka untuk berkarya. Pemikiran solutif pemuda akan distimulasi melalui penyediaan berbagai program. Gerakan kepemudaan sekaligus menjadi pendidikan informal bagi pemuda untuk mereduksi sindrom imoralitas pemuda.

 

Menanggapi hal tersebut, banyak gerakan kepemudaan yang muncul dengan fokus dan warna yang berbeda akan tetapi tetap berorientasi pada pembangunan karakter bangsa. Hal tersebut terlihat dari organisasi kepemudaan daerah sampai dengan level nasional. Setiap gerakan kepemudaan tentunya harus selalu didukung selama hal tersebut untuk tujuan positif. Dalam hal ini, dukungan pemerintah dan masyarakat akan membuka gerbang masa depan bangsa. Pembuatan kebijakan terkait dengan isu kepemudaan harus melihat kebutuhan dan kondisi generasi muda Indonesia. Pelatihan dan berbagai akomodasi fasilitas akan memberikan bekal dan peningkatan kapabilitas pemuda untuk terus membuat perubahan. Semangat dan idealitas kepemudaan akan membentuk pemuda yang berwawasan global tanpa melupakan jati dirinya sebagai bangsa Indonesia.

 

Arnaldi Nasrum

Leave a comment